Minggu, 20 Januari 2013

Puisi RENUNGAN UNTUK IBU



Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia
Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan
  Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah” kata si bayi.
Tuhan menjawab,
“ Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu”
“ Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini cukup bagi saya untuk bahagia” demikian kata si bayi.
Tuhan pun menjawab,
“ Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyumuntukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia”
Si bayi pun bertanya kembali,
“ Dan apa yang bisa saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?”
Sekali lagi Tuhan menjawab,
“ Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa”
Si bayi pun masih belum puas, ia pun bertanya lagi,
“ Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”
Dengan penuh kesabaran Tuhan menjawab,
“ Malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipun”
Si bayi pun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaanya
“ Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi”
Dan Tuhan pun menjawab,
“ Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang Aku dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali padaKu walaupun sesungguhnya Aku selalu bearda di sisimu”
Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi dengan suara lirih bertanya
“ Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberi tahu siapa nama malaikat di rumahku nanti/”
Tuhan menjawab,
“ Kamu dapat memanggil malaikatmu ..... IBU”
“ Yach, ibumu adalah malaikatmu!”



kenanglah ibu yang menyayangimu
untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi

ingatlah engkau
ketika ibumu rela untuk tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak
dengan dua selimat membalut tubuhmu
ingatkah engkau
ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu
dan ingatkah engkau
ketika air mata menetes dari mata ibumu
ketika ia melihatmu terbaring sakit

sesekali jenguklah ibumu
yang selalu menentikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan
kembalilah memohon maaf pada ibu yang selalu rindu akan senyummu

jangan biarkan
engkau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang
ketika ibumu telah tiada
hingga tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita
tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia
yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya
yang ada hanyalah baju yang tergantung di lemari kamarnya
tak ada lagi, dan tak akan ada lagi
yang meneteskan air mata mendoakanmu di setiap hembusan nafasnya

kembalilah segera
peluklah ibu yang selalu menyayangimu
besujudlah di  kaki ibu yang selalu merindukanmu
dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya

                                                                                                Wetan Kali Mlangi, Awal Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar